Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Lepaskan Aku, Dasar Bajingan (1) 



Lepaskan Aku, Dasar Bajingan (1) 

0"Ah…" Di dalam benaknya Gu Xiaoran hanya berpikir bagaimana meninggalkan tempat ini. Saat ditanya begini oleh Xie Baoling, Gu Xiaoran tertegun dan tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaannya. Diam-diam dia menoleh dan menatap Mo Qing. Pertanyaan seperti ini benar-benar tidak pantas dijawab olehnya.     
0

Mo Qing menundukkan kepalanya dan berbisik di telinga Gu Xiaoran, "Nenek adalah seorang aktris."     

Gu Xiaoran merasa ingin menangis. Meskipun kemampuan akting Xie Baoling bagus, air matanya bisa mengalir sesuka hatinya, namun dia juga Nenekmu. Kamu tidak bisa menjadikanku sebagai tempatmu untuk berlindung. Batin Gu Xiaoran.     

Suara Mo Qing memang sangat kecil, tetapi Xie Baoling masih bisa mendengarkannya.     

Xie Baoling menatap Mo Qing dengan tatapan yang tajam, sambil menunjuk Mo Qing dia berkata, "Aku sekarang sudah mengerti, kamu ini merasa aku sudah mengganggumu ya? Baik, baik, aku akan pulang. Meskipun kelak aku sakit bahkan sampai meninggal pun, aku tidak mau kamu rawat."     

Meskipun ini adalah urusan Keluarga Mo, tetapi ketika melihat kedua mata Xie Baoling yang tampak memerah, Gu Xiaoran sedikit merasa simpati kepadanya, "Nenek…"     

Xie Baoling segera berhenti dan melihat ke arah Gu Xiaoran.     

Gu Xiaoran memanggil Xie Baoling, namun ketika melihat Xie Baoling menatapnya seperti itu, Gu Xiaoran tidak berani melanjutkan berbicara. Hubungan yang rumit antara dirinya dan Mo Qing ini benar-benar tidak memberinya hak untuk membuat sebuah keputusan.     

Tatapan mata Mo Qing tampak sedikit suram. Ibunya Mo Qing adalah anak tunggal. Setelah kepergian Ibu dan Kakak Perempuannya, Neneknya hanya memiliki dia seorang, dan menganggapnya sebagai satu-satunya keluarga dekat. Meskipun tahu bahwa Nenek ingin menginap di sini dengan maksud lain, tetapi dia tetap berkompromi, "Nenek, jelas-jelas kamu yang tidak suka tempat tinggalku ini. Aku menyuruhmu menginap di hotel supaya Nenek bisa tidur lebih nyenyak."     

"Dulu aku memang tidak suka tempat ini, tetapi sekarang ada Xiaoran, jadi aku tidak benci tempat ini lagi."     

"Setiap hari, ada pembantu yang membersihkan kamar sebelah barat kesukaan Nenek. Nenek bisa langsung tinggal sana kapan saja."     

"Tenanglah, aku tidak akan mengganggu kalian berdua!" Xie Baoling menyeka air matanya, lalu mengedipkan mata kepada Gu Xiaoran sambil tersenyum, setelah itu dia langsung berjalan menuju lantai atas, "Bibi Wang, bawakan koperku ke kamar yang ada di sebelah barat."     

Ketika Gu Xiaoran melihat Xie Baoling berjalan ke lantai atas. Tiba-tiba Mo Qing memegang dan mengangkat dagunya. Ketika menatap kedua mata Mo Qing yang sedang menatapnya, tiba-tiba dia tertegun.     

"Hamil?" Mo Qing mengalihkan pandangannya ke arah perut Gu Xiaoran.     

"Tidak ada!" Tiba-tiba Gu Xiaoran merasa ketakutan, kedua telinganya langsung terasa panas seolah ada api yang membara. Dengan cepat dia menyingkirkan tangan Mo Qing yang menyentuh dagunya, lalu dia pun berdiri, "Aku mau pulang."     

"Kamu menyuruh Nenek untuk menginap di sini dan kamu sendiri malah mau pulang?" Tangan Mo Qing bersandar di sofa dan menatap Gu Xiaoran.     

Apa? Aku yang menyuruh Nenek menginap di sini? Batin Gu Xiaoran.      

"Jelas-jelas kamu yang menyuruh Nenek untuk menginap di sini!" Tegas Gu Xiaoran.      

"Kalau kamu tidak memanggil Nenek dan memberinya harapan, aku tidak akan menyuruh Nenek menginap di sini!"     

Gu Xiaoran merasa sangat kesal, sampai dia ingin menampar dirinya sendiri.     

Ini adalah masalah Keluarga Mo, lalu apa hubungannya denganku? Mengapa aku harus menjadi orang yang baik hati dan ikut campur urusan orang lain. Kenapa saat Xie Baoling mau pergi, aku malah memanggilnya… Nenek! Batin Gu Xiaoran.      

Gu Xiaoran dapat memastikan bahwa meskipun dia diam dan tidak berbicara apa-apa, Mo Qing tetap akan berkompromi dan mengizinkan Neneknya untuk menginap di sini. Namun ketika dia mulai ikut bicara, Mo Qing si brengsek yang tidak tahu malu itu malah mengalihkan semua kesalahan kepadanya.     

Tiba-tiba Mo Qing mengulurkan tangannya, meraih pergelangan tangan Gu Xiaoran lalu menarik Gu Xiaoran ke dalam pelukannya.     

Gu Xiaoran pun langsung jatuh dalam pelukan Mo Qing. Lengan Mo Qing merangkul pinggang Gu Xiaoran dan memeluknya. Dia menatap Gu Xiaoran dari jarak yang sangat dekat, "Nenek ingin punya cucu. Kalau kamu sekarang masih belum hamil, bagaimana kalau kita berusaha lebih keras dan memberi Nenek seorang cucu?"     

"Lepaskan aku!" Raut wajah Gu Xiaoran seketika langsung berubah. Dia sudah merasa cukup dipermainkan Mo Qing seperti sebuah mainan. Kalau dia benar-benar hamil, dia pasti akan mengakhiri hidupnya.     

Dengan sekuat tenaga Gu Xiaoran mendorong Mo Qing. Saat ini mereka berada di lobi. Kalau Xie Baoling turun ke lantai bawah dan melihat apa yang sedang mereka lakukan saat ini, walaupun mempunyai seribu mulut sekalipun, Gu Xiaoran tetap saja tidak bisa memberikan penjelasan kepadanya.     

Mo Qing tetap tidak mau melepaskannya dan malah memegangnya lebih erat, kemudian tangannya yang satunya lagi melewati belakang tubuh Gu Xiaoran, memegang pantat Gu Xiaoran dan mendorong tubuh Gu Xiaoran supaya semakin dekat padanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.